Al Quds, 15 Januari 2010
Khuthbah Pertama:
Wahai Manusia : Sesungguhnya bencana gempa bumi dan bencana alam yang besar, merupakan peringatan dari Tuhan yang tersirat untuk seluruh penghuni bumi. Merupakan jawaban dan penyelesaian dari apa yang dilakukan manusia selama ini, agar manusia merubah sikapnya.
Sungguh Allah telah berfirman :
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (An Nahl :112)
Ibnu Katsir menjelaskan, “Ini merupakan contoh nyata dari Penduduk Makkah”. Diceritakan dari At Thabari dari Ummul Mukminin Hafshoh Istri Rasulullah صلى الله عليه وسلم ketika keluar untuk menunaikan Haji, dan Utsman tetap bertahan di Madinah. Ketika menjumpai dua orang, maka bertanyalah kepadanya: “Apa yang dia lakukan?”. Maka diutuslah dua orang untuk bertanya kepada mereka. Mereka bercerita tentang pembunuhan.
Maka berkatalah Hafsah “Demi Yang Jiwaku DitanganNya, ini adalah tempat yang dalam firmanNya “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah”.
Berkata Abu Syuraih, telah diceritakan kepadaku Abdullah bin Mughirah yang berkata kepadanya. Sungguh dia berkata “Ada Sebuah Kota yang padat penduduknya. Apakah kalian mengetahui kota tersebut?” Kota tersebut adalah ibukota pertama dari Negara Islam Pertama. Dimana Rasul صلى الله عليه وسلم berhijrah, sehingga seluruh kebaikan dengan hijrah fisiknya secara nyata. Hingga seorang Arab Badui bersenandung :
Wahai kebaikan, yang telah dibangkitkan…
Wahai Kebaikan dari segala kebaikan…
Diriku siap berkorban untuk keselamatanmu…
Dalam kesucian dirimu, kemurahan hatimu, dan keramahanmu…
Wahai Manusia, Apakah penduduk suatu desa ataupun kota -seruan ayat ini umum bagi penduduk desa/kota yang pada mulanya aman dan tentram- kemudian menyimpang sehingga mengikuti kehendak syaitan dari golongan jin dan manusia yang saling menginspirasi dengan pidato khayalan, sehingga mereka melakukan pembunuhan! demi terlihat setia dihadapan orang kafir yang melakukan kerusakan kepada penduduknya. Sungguh semua itu telah dijelaskan oleh Allah, bagi orang yang mengikuti langkah fir’aun dan langkah-langkah syetan.
Mereka berani menghalalkan yang haram, dan mengharamkan yang halal. Mereka bangga terhadap dosa-dosa yang mereka lakukan. Apa yang terjadi dari daerah ini, merupakan awal dari adzab dari Allah bagi penduduk desa yang membiarkan kerusakan tersebut terjadi. Bencana tersebut telah menyerang semua golongan, menggoncang setiap bagian, dan menjadikan para penduduknya kebingungan, yang telah merubah semuanya, yang telah menjadikan kejayaan warganya menjadi kehinaan, menghancurkan setiap bagunan beton, menghancurkan tali-tali harapan mereka, menembus semua kepemimpinan diktator, tidak ada satu wilayahpun yang mampu menolak bencana ini.
Setelah suatu wilayah aman tentram, mudah mencari rizqi dimana saja, dimana kasih sayang bisa dinikmati, kemudian rumah mereka hancur berkeping-keping, dan jalanan terputus, dan mayat anak bergelimpangan atau tertimbun dibawah reruntuhan -seolah olah mereka batang kelapa yang tak bernyawa-. Setelah sebelumnya hasil usaha mereka terkenal, jalanan mereka aman, dan pekerjaan yang dilakukan dengan aman dan tenang, (kini) secara tiba-tiba mereka berusaha mendapatkan bantuan yang mendesak dalam kondisi berbagai macam hambatan dan minimnya komunikasi.
Akhir-akhir ini kita dilihatkanNya suatu tempat dan suatu penduduk, dan kita telah melihat dan mendengar contoh wilayah dan penduduk di masa lalu, dan kinipun kita kembali dipertontonkan (kekuasaan Allah) seperti dalam firmanNya:
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (Al-Ankabuut [29] : 40).
Sungguh, di masa silam kaum Nabi Luth dan yang mengikutinya telah diadzab Allah dengan dihujani kayu dan bebatuan. Dan demikianlah yang terjadi kepada kelompok Fir’aun nan angkuh dan orang-orang sebelumnya. Demikian pula kaum Nuh, ‘Add, dan Tsamud, dan kaum sebelum mereka, tidak ada yang memberikan pelajaran kecuali Allah Yang Maha Kuasa.
Dan demikian juga yang terjadi kepada pemerintahan Utsmaniyyah, Syah Iran, Saddat (Anwar Saddat, Mesir-red), dan Saddam (Husain-Iraq). Mereka adalah politisi dan penguasa, mereka memiliki negara dan aparat negara yang taat, mereka adalah penguasa dan menguasai wilayahnya. Kemudian apa yang terjadi -setelah kezaliman mereka- (yaitu) Allah menggulingkan pemerintahan mereka, menghancurkan kekuasaan mereka hingga tidak bersisa.
Sungguh kita menyaksikan akhir-akhir ini di seluruh dunia, Allah menghancurkan semua negeri, baik negeri muslim maupun negeri kafir. Untuk memberikan berbagai peringatan kuat kepada seluruh penduduk bumi. Agar mereka kembali dari kesalahannya. Dan kembali kepada petunjukNya. Dan segera memperbaiki perkara diantara mereka, dengan Allah, dan apa yang telah dirizqikan kepada mereka.
Akan tetapi, sungguh tidak ada yang mendengarkan peringatan ini. Dan tidak ada abu yang tidak terdapat api dibaliknya. Hal yang sama terjadi di Ashnaam – Al Jazair, Tsunami – Indonesia, Angin Topan dan Badai yang melanda di berbagai wilayah di Amerika, dan berbagai Gempa di Jepang, Mesir, dan lain-lain. Dan yang terakhir peringatan dari Gempa Haiti. Taukah anda dimanakah Haiti tersebut? Sebuah pulau di gugusan Hispaniola. Sebuah kepulauan Karibia. Dimana kaum muslimin dari Afrika Barat telah menyebarkan dakwah sejak permulaan dakwah Islam 5 Hijriyah kepada penduduk India.
http://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Haiti: The history of Islam on the island of Hispaniola (which Haiti shares with the Dominican Republic) begins with the slavery in Haïti. Many Muslims were imported as slaves to Haiti. Although many were forced to abandon Islam over time, their Islamic heritage has persisted in the culture of native Haitians.
Ketahuilah, bahwa wilayah Hispaniola terbagi menjadi dua bagian. Wilayah Timur yang dikendalikan oleh Dominika, dan Wilayah Barat yang dikendalikan oleh Haiti. Selama beberapa tahun terakhir, sebagian mayoritas penduduk yang muslim telah dimurtadkan secara paksa. Luas Hispaniola secara kesuluruhan adalah 76 A dan 484 Km2. Terletak di sebuah pulau di sebelah timur Kuba. (Ketahuilah) bahwa telah terjadi kolonialisasi Hispaniola, yang membagi pulau tersebut dalam beberapa kelompok untuk mengurangi penduduk muslim, mendeportasi seluruh muslim Spanyol ke Karibia untuk melakukan mitigasi terhadap muslim di sana. Hingga akhirnya Prancis berusaha menguasai pada tahun 1036 H (1626M) dan mengusir Spanyol dari sana.
Jumlah penduduk muslim terus berkurang, dan pelecehan agama terus terjadi. Meski demikian, Prancis tetap terkendala untuk mencegah kaum muslimin menjalankan agamanya, sehingga pada akhirnya memindahkan kaum muslimin ke Pulau sebelah ‘Jenova’.
Pergolakan muslim akibat dari penganiayaan yang terus menerus terjadi, tercatat dipimpin oleh Syaikh Muhammad Makendal yang syahid dihukum bakar. Diantara data-data penindasan di Hispaniola untuk mengurangi populasi muslim di Dominika, Haiti, dan Jenova. Sebelumnya terdapat 7 juta penduduk muslim, kini hanya 9 ribu yang tersisa. Di Dominika sebelumnya terdapat 8 juta penduduk muslim, kini tinggal seribuan yaitu kurang dari 1%.
Allah Yang Maha Kuasa telah membalas darah kaum muslimin yang diperlakukan tidak adil di Jantung Haiti. Dan memberikan balasan terhadap kebiadaban yang dilakukan pemimpin-pemimpin dan nenek moyang mereka dalam pembantaian kaum muslimin. Allah memberikan peringatan kepada mereka, bahwa Allah akan membalas setiap perbuatan dan tidak ada yang akan terlewati sedikitpun. Bencana ini juga peringatan kepada semua orang yang dzalim. Sesungguhnya yang lain hanya ditunda. Sehingga niscaya Allah menghancurkan sebagaimana menghancurkan (masyarkat dzalim) sebelum ini. Dan kami berharap semoga yang terluka akan segera mendapatkan pertolongan Allah dengan tegaknya Khilafah yang semakin dekat.
[Khutbah Kedua]
Wahai Manusia…
Sementara data korban Haiti sudah menembus angka seratus ribu orang, bahkan barangkali melewati jumlah korban tsunami Jakarta (Indonesia). Para penjarah, menjarah pusat perdagangan yang runtuh di Wilayah Delmas Haiti. Mengambil semua barang elektronik dan makanan. Dan sementara yang terjadi juga listrik masih terputus di Los Angeles dengan meluasnya pembunuhan dan penjarahan di jalanan dan perumahan. Sama halnya ketika Partai Ba’ats runtuh di Iraq (kerusuhan dan kerusakan terjadi). Hal ini memperlihatkan struktur masyarakat yang sangat rapuh di dunia. Manusia selalu mengintai satu sama lain, jika anda tidak waspada, anda akan hancur berkeping-keping. Harta, bahan makanan, dan bangunan anda akan dijarah.
Wahai Manusia : Apakah anda tidak melihat, bahwa dunia ini menderita dibawah kekuasaan penguasa Taghut baik di Negeri Muslim maupun Negeri lain? Mereka berbuat kerusakan kepada manusia. Mereka memerintah dengan selain apa yang diturunkan Allah setelah datang kepada mereka petunjuk dari Rabb. Dan berpaling dari Islam, cahaya yang menyinari dunia. Dan menyusun sistem pemerintahan dan hidup dengan bukan yang diturunkan Allah atas kekuasaan mereka. Bencana ini dikarenakan mereka acuh, terhadap kekuasaan mereka selama ini. Oleh karenanya, sambutlah seruan Langit ini (dan bertaubat). Hanya kehinaan yang akan didapatkan! (dari bencana).
Imam at Tamimi berkata: “Manusia berusaha terpengaruh ketika masa pemerintahan Umar ra”. Berkatalah Umar kepada orang-orang “Wahai Manusia, Wahai seluruh wilayah, Sesungguhnya bukanlah Islam bila tanpa masyarakat. Dan bukanlah masyarakat bila tanpa pemimpin. Dan bukanlah kepemimpinan bila tanpa keta’atan. Barangsiapa berpaling dari kelompoknya kepada selain Islam, maka sungguh kehancuran atasnya”.
Dan penguasa di saat ini, sungguh telah berpaling. Maka mereka dan kekuasaannya akan segera hancur. Dan kehancuran itu akan terjadi tiba-tiba seperti gempa bumi atau kudeta yang datang tiba-tiba. Dan sungguh akan berdiri tahta Khilafah diatas kepingan kekuasaan mereka. Untuk membuka lembaran baru dibawah kekuasaan Islam. Menata kembali kehidupan sosial islami dan ekonomi berdasarkan masyarakat Islami. Dan menyediakan konsep kehidupan berdasarkan konsep Islam, dan menyebarluaskan secara luas dengan kekuatan pemahaman (fiqh), dan bukan pemikiran yang sempit.
Sesungguhnya bencana gempa atau badai tersebut hanyalah kerugian yang sedikit. Sesungguhnya bencana (gempa) politik jauh lebih besar dimata Allah, daripada gempa Haiti yang menghancurkan kekuasaan orang yang dzalim, dan mengganti penguasanya, dan yang tersisa hanyalah orang-orang yang berdosa (yang bertaubat). Dan kita memohon dengan rahmatNya atas janji KeKhilafahan Rasyidin kedua yang tegak atas metode kenabian. Semoga kita tergolong dari pasukannya, dan segera akan menyaksikan hal tersebut, dan kitalah penegak panji-panji Islam, dan yang ikhlas menegakkan panji-panji Islam. (ameen, red).
Syaikh Isaam Ameera
Al Quds – Bait Safafa
—
Source: khilafahstuff @ http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3174043
http://farm3.static.flickr.com/2643/3684374231_61c5deb9e7.jpg